Pemikiran Dewasa Belajar Forex


A. Pengertian Pendidiakan Secara Awam Pendidikan dipandang sebagai s Uatu cara untuk mengembangkan ketrampilan, kebiasaan dan sikap-sikap yang bertujuan untuk mengembangkan atau mengubah kognisi, afeksi dan konasi seseorang yang dapat diharapkan membuat seseorang menjadi Warga negara yang Baik. Sedangkan Secara Umum, Ada dua Sumber Pustaka yang SERING khlayak digunakan dan dapat mendefinisikan Pendidikan Secara Umum yakni Kamus Besar indonesiano dan Wikipedia (sebagai Sumber mezzi Elektronik). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan Adalah prose pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau Kelompok orang Dalam Usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan. Dan menurut Wikipedia Pendidikan Adalah Satu ilmu pengetahuan Sosial yang meliputi pengetahuan spesifik Belajar-mengajar, kepercayaan, Dan keterampilan. Secara Etimologi, Pendidikan berasal Dari bahasa Yunani, yaitu Pedagogi. dari kata 8220 ha pagato 8221 artinya anak dan 8220 Agogos 8221 artinya membimbing. Itulah sebabnya istilah pedagogi dapat diartikan sebagai 8220ilmu dan Seni mengajar Anak (l'arte e insegnare ai bambini scienceof). Sebagian Ahli Juga mengemukakan definisi Dari Pendidikan. Rosseau mengungkapkan mendidik Adalah memberikan pembekalan yang ada Tidak pada masa Anak-Anak, TAPI dibutuhkan pada masa dewasa. Selain dari Rosseau, Langefeld menjelaskan bahwa Mendidik Adalah membimbing Anak Dalam mencapai kedewasaan. Langefeld Dan Heageveld sama sama memandang bahwa Pendidikan ITU dimulai pada masa Anak-Anak untuk mncapai kedewasaan. Akan tetapi apakah Pendidikan ITU akan terhenti jika kedewasaan Sudah di dapatkan. Ahli lainnya Bojonegoro mengungkapkan mendidik Adalah memberi tuntunan kepada manusia yang Belum dewasa Dalam pertumbuhan dan perkembangannya sampai tercapai kedewasaan. Ki Hajar Dewantara mengartikan Pendidikan sebagai Daya upaya untuk memajukan Budi pekerti, pikiran Serta jasmani Anak, agar dapat memajukan kesempurnaan Hidup yaitu hidup dan menghidupkan Anak yang Selaras dengan Alam dan masyarakatnya. Bojonegoro mengungkapkan hal yang hampir sama dengan APA yang dikemukaan Oleh Langefeld dan Heageveld sebelumnya. Sedangkan Ki Hajar Dewantara mengungkapkan Hal yang Berbeda, Yang menganggap prose Pendidikan berjalan Terus Dalam prose menuju Suatu bentuk yang mendekati sempurna. Banyak lagi pengertian Pendidikan menurut para Ahli, Darmaningtyas mengatakan tentang difinisi Pendidikan yaitu Pendidikan sebagai Usaha dasar dan sistematis untuk mencapai Taraf hidup dan Kemajuan yang ledih Baik. Paulo Freire ia mengatakan, Pendidikan merupakan Jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap. Tahap Pertama Adalah masa dimana manusia menjadi Sadar Akan pembebasan mereka, damana melalui praksis mengubah keadaan ITU. Tahap kedua dibangun atas tahap yang Pertama, dan merupakan Sebuah prose tindakan kultural yang membebaskan. Menururt John Dewey, Pendidikan Adalah Suatu prose pembaharuan makna pengalaman, Hal ini mungkin akan terjadi di Dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa dengan orang muda, mungkin pula terjadi Secara sengaja dan dilembagakan untuk untuk menghasilkan kesinambungan Sosial. Prose ini melibatkan pengawasan dan perkembangan dari orang yang Belum dewasa dan Kelompok dimana dia Hidup. H. Horne menjelaskan Pendidikan Adalah prose Yang Terus menerus (Abadi) Dari penyesuaian Yang Lebih Tinggi bagi makhluk manusia yang Telah berkembang Secara fisik dan mentale, Yang bebas dan Sadar kepada Tuhan, seperti termanifestasi Dalam Alam sekitar intelektual, emosional dan kemanusiaan Dari manusia. Frederick J. Mc Donald mengungkapakan pendidkan Adalah Suatu prose atau kegiatan yang diarahkan untuk merubah Tabiat. Undang-undang (UU) Pendidikan Nomor 20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan Adalah Usaha Sadar dan terencana untuk mewujudkan Suasana Belajar dan prose pembelajaran agar peserta Didik Aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spirituale, pengendalian Diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak Mulia, serta keterampilan yang dirinya diperlukan, Masyarakat Bangsa dan negara. Dari berbagai macam pengertian di ATAS, dapat di simpulkan Pendidikan Adalah Usaha Sadar untuk menumbuhkembangkan potensi Sumber Daya manusia peserta Didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan Belajar mereka Dalam arti sesuai dengan tuntutan Zaman dan Kemajuan ilmu pengetahuan dan Teknologi. B. Manusia Dan Pendidikan Manusia Adalah makhluk yang diciptakan dan memiliki sifat yang Berbeda dengan makhluk rimasto yang Hidup didunia ini. Sebaga makhluk monodualis. manusia memiliki Unsur jiwa dan raga yang menyatu Dalam Satu kesatuan dan tak dapat dipisahkan, dan Dalam prosesnya Terus berkembang menuju kematangan, keselarasan, keserasian dan keseimbangan hidupnya yang tercermin Dalam gerak yang bersifat Badani dan gerak latihan Dalam melakukan berbagai macam kegiatan Dalam hidupnya. Secara Aspek filosofis, manusia memiliki Akal. sehingga menggunakan kemampuan berpikirnya untuk menerobos masa Depan yang tak ada terhingga Tidak batasnya Dalam upaya mencapai sesuatu yang bersifat Lebih Indah, Lebih Baik, dan Lebih sempurna yang dijadikan landasan hidupnya. Secara Aspek psikologis, manusia mempunyai potensi untuk mengembangkann Cipta, Karsa dan karyanya melalui potensi fisik dan rohaninya, sehingga menghasilkan Suatu Karya agung Dalam hidupnya. Dan Secara Aspek sosiologis Secara Sadar manusia Perlu kesadaran Mutlak bahwa hidupnya Tidak Bisa sendiri baik dengan sesama maupun dengan Lingkungan. sehingga Perlu pemupukan rasa kebersamaan ini. col respiratore sifat dasar tersebut akan bertumbuh kembang Secara Alami bila manusia mengalami prose fisik dan psikis Secara normale melalui prose Secara Sadar untuk mencapai sifat baik Dalam diri seseorang yang disebut dengan Pendidikan. Dari dasar2 yang dimiliki tersebut manusia memiliki ciri2 untuk dapat dididik dapat diarahkan perilakunya dan dibentuk menjadi manusia utuh. Manusia sangat membutuhkan Pendidikan Karena: a. Manusia dilahirkan dengan tak berdaya, banyak orang uluran lain yang membantunya. b. Manusia Tidak langsung menjadi dewasa, untuk mencapai kedewasaan Perlu dibutuhkan Pendidikan untuk dapat memiliki nilai2 yang dibutuhkan Dalam hidupnya. c. Manusia Adalah makhluk Sosial, Perlu Pendidikan untuk mampu bersosialisasi dengan manusia lainnya. Masalah Utama Dalam Pendidikan Adalah bagaimana mengembangkan semua kemampuan dasar manusia tersebut, sejak Lahir sehingga menjadi makhluk Sosial dengan tetap Dalam Lingkungan kemanusiannya Suatu Pendidikan Harus ada prose pembelajaran (processo di apprendimento). menurut UNESCO, terdapat empat Pilar prose pembelajaran Dalam Pendidikan yaitu: 183 Pilar ke 8220learn a know8221 mempunyai makna bahwa prose pembelajaran merupakan prose untuk 8220menjadi tahu8221 dari sebelumnya 8220 Tidak mengetahui 8220, melalui upaya pembekalan peserta Didik dengan pengetahuan yang dibutuhkan untuk intelektualitasnya mengembangkan. Bloom (1954) mengatakan pembekalan pengetahuan yang berbentuk ilmu pengetahuan merupakan upaya pengisian ranah 8220kognitif8221 (dominio cognitivo) berupa hierarki Yang terdiri ATAS 8220 knowlegde, comprensione, aplication, analysisi, sintesi e evaluation8221 yang menjadi pembekalan Awal seorang peserta Didik. 183 Pilar ke 2 8220 imparare a do8221 mempunyai makna bahwa sorang Anak Didik setelah atau bersamaan dengan peserta Didik mendapat pembekalan pengetahuan, ia Harus menerima Pula Bekal ketrampilan Dalam mengerjakan sesuatu. Bloom (1954) mengatakan pembekalan pengetahuan yang berbentuk ketrampilan ini tercakup Dalam ranah psikomotor (dominio psikomotor) berupa hierarki 8220 insieme percezione, risposta guidata, meccanismo di risposta Evert comp-lex, adattamento e origination 8221, Yang menjadi Bekal berikutnya peserta Didik mampu mengerjakan sesuatu ketrampilan yang relevan dengan substansi yang dipelajarinya Dalam prose Belajar, tahap selanjutnya Siswa diharapkan dapat dicapai Tingkat komtensi yang sesuai dengan kebutuhan dan pasaran Tenaga Kerja. 183 Pilar ke III 8221 Impara a be8221 merupakan upaya pembekalan penyempurnaan Pilar ke mi dan ke II, sehingga peserta Didik dengan Bekal pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki, Harus mampu mendayagunakannya untuk tercapai kemanfaatannya. sikap Positif, bertanggung Jawab, mengembangkannya dan mungkin menemukan Yang Baru (Inovasi). Bloom (1954) mengatakan pembekalan pengetahuan yang berbentuk penyempurnaan ini masuk Dalam sikap atau ranah afektif (dominio affettivo) Yang dimiliki Oleh seorang peserta Didik berupa deretan hirarki. ricevere, rispondere, valorizzando, organizzazione e characteristing. 183 Pilar ke IV. 8221Learn a vivere together8221 merupakan perpaduan ke Tiga Pilar terfdahulu dan terimplementasikan Dalam kehidupan nyata, Dalam pembentukan kehidupan carattere bvangsa (senso di essere), kesiapan untuk Terus Belajar Hayat sepanjang, tumbuhnya tanggung Jawab, integritas dan, Serta kesediaan untuk melayani kepentingan bersama Dalam naungan Bersama yang Harmoni. Sedangkan apabila kita Melihat Pilar I sampai dengan Pilar III pada diarahkan senso di avere. yakni bagaimana Pendidikan dapat mendorong terciptanya sumberdaya manusia yang memiliki kualitas di bidang ilmu pengetahuan, Teknologi Serta kompetensikeahlian untuk digunakan Dalam meningkatkan kualitas Hidup, sehingga peserta Didik diajak berlomba dengan Lebih proaktif, Kreatif, inovatif mengarah pada profesionalitas dibidangnya. C. Definisi Pendidikan Orang Dewasa Beberapa Pakar terdahulu mendefinisikan bahwa Pendidikan Adalah upaya membimbing Anak hingga mencapai prose kedewasaan. Dari definisi ITU apakah Hanya sebatas hingga mencapai tahap kedewasaan saja prose Pendidikan berjalan dan ketika mencapai tahap kedewasaan prose Pendidikan ITU berhenti. Apakah orang yang Telah dewasa Sudah Tidak Lagi membutuhkan Pendidikan. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, defenisi tersebut Sudah mengalami redefinisi Dalam perjalanannya menyesuaikan dengan Kemajuan ilmu pengetahuan yang Terus berkembang. Karena pada Saat ini Dalam kehidupan sehari-hari, prose Pendidikan terjadi dimana saja dan Kapan Saja Baik Anak-Anak, remaja, maupun orang dewasa. Berkaitan dengan Hal tersebut, Saat ini Sudah berkembang Suatu spesifik ilmu mengenai Pendidikan orang dewasa atau dalam Bahasa keilmuannya disebut dengan andragogi. Knowles (1973) menjelaskan, Secara Garis besar Pendidikan orang dewasa atau andradogi Adalah ilmu tentang memimpin atau membimbing orang dewasa atau ilmu mengajar orang dewasa. Pendidikan orang dewasa Berbeda dengan konsep Pendidikan untuk Anak-Anak, Yang SERING disebut dengan istilah pedagogi. Knowles (1973), teori andragogi berlandaskan palizzata Tidak empat dugaan Utama yang Berbeda pedagogi, yakni. un. Konsep Diri. Seseorang tumbuh Dan matang konsep dirinya bergerak dan ketergantungan totale menuju kearah pengarahan Diri sendiri. Atau Secara singkat dapat dikatakan pada Anak-Anak konsep dirinya Masih tergantung, Sedang pada orang dewasa konsep dirinya Sudah Mandiri. Karena kemandirian konsep dirinyalah orang dewasa membuutuhkan penghargaan orang rimasto sebagai manusia yang dapat mengarahkan Diri sendiri. Apabila dia menghadapi situasi dimana dia Tidak memungkinkan dirinya menjadi sé regia maka akan Timbul reaksi Tidak senang atau menolak. b. Pengalaman, peranan pengalaman Yang dibawa peserta Didik ke situasi Belajar kurang bernilai. Hal ITU mungkin Hanya sebagai Titik Tolak. Pengalaman yang akan menjadi Sumber Utama bagi peserta Didik Adalah pengalaman para guru, penulis buku, audiovisivi pencipta, Ahli Laboratorium dan sebaginya. Karena itu, Teknik Utama Yang digunakan Adalah Teknik penerusan atau pemindahan (ceramah, tugas, dan lain-lain). Dalam andragogia, Selama manusia tumbuh dan berkembang maka ia akan menyimpan banyak pengalaman dan Karena itu menjadi akan Sumber yang tak Habis-habisnya untuk Belajar, baik Bagi mereka Secara Pribadi maupun Bagi orang lain. Lagi pula otang memberikan arti yang Lebih kepada besar pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman daripada yang diperoleh Secara pasif. c. Kesiapan Belajar. Orang dewasa Belajar sesuatu Karena membutuhkan Tingkat perkembangan mereka yang Harus menghadapi peranannya apakah sebagai Pekerja, orang Tua, pimpinan Suatu Organisasi, dan lain-lain. Kesiapan Belajar mereka Bukan semata-mata Karena Akademik paksaan, Akan tetapi Karena kebutuhan hidup dan untuk melaksanakan tugas dan Peran sosialnya. Belajar Bagi orang dewasa seolah-Olah merupakan kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. d. Orientasi terhadap Belajar. pedagogi Melihat Pendidikan sebagai Suatu prose untuk memperoleh Bahan pengajaran, Yang sebagian besar mereka anggap Hanya akan berguna di kemudian Hari. Karena itu kurikulum seharusnya diatur menjadi satuan-satuan Pelajaran yang mengikuti logika mata Pelajaran yang bersangkutan. Jadi orientasi pedagogi berpusat pada mata Pelajaran. Sebaliknya Dalam andragogi, para peserta Didik memandang Pendidikan sebagai Suatu prose pengembangan kemampuan untuk mencapai potensi kehidupan yang Lebih Baik. Dalam Blakely Boyd (1966) mendefinisikan bahwa Pendidikan orang dewasa memiliki dua Batasan. Ia menyatakan bahwa 8220..pendidikan orang dewasa merupakan pembelajaran sistematik yang Penuh dengan tujuan Berbeda dengan pengalaman yang Belum teruji..8221. Kemudian, ia menyatakan bahwa 82208230pendidikan orang dewasa menyiratkan Suatu penghormatan atau penghargaan dengan Maksud dan integritas dari Pelajar, Berbeda dengan Usaha untuk berbohong atau mengelabui, mencontek, atau memanfaatkan82308221. Kedua Batasan tersebut dirasanya Gagal untuk membedakan pengertian Pendidikan orang dewasa dengan Anak-Anak dan remaja. Hal ini dikarenakan kebanyakan pendidik akan menggunakan Materi yang sistematis, dan pengaaman teruji Serta ridak ada yang guru Tidak menghargai tujuan dan Anak-Anak integritas Dari didiknya. Kemudian pada bab Nya ia menyatakan 82208230pendidikan orang dewasa Tidak Bisa didefinisikan dengan memuaskan..8221. Dari definisi Blakely, BYOD mengungkapkan bahwa Perlu adannya untuk mengidentifikasi ISU atau masalah Pokok sebelum membuat Analisis masalah yang sistematis. Jenis yang diidentifikasi Oleh orang dewasa Tidak mengarah ke Pokok pembahasan atau subjek Materi, Akan tetapi Lebih mengarah kepada klasifikasi kronologis. Kategori Umur Tidak menjadi sesuatu yang Perlu di kedepankan dan penting Dalam membangun Pendidikan orang dewasa. Para psikolog yang menggunkan istilah imitasi, bukanlah mengartikan ini dengan sikap meniru, mengikuti, bercermin mengulang atau membuat pola. Imitasi yang dimaksud arti Adalah Suatu Yang Yang 8220prinsip8221 dipelajari Oleh remaja dan Anak-Anak, arti kemudian lainnya digunakan Dalam prose pembelajarannya orang dewasa. Para psikolog menyamakan imitasi pada konsep identifikasi dan untuk memahami konsep tersebut Harus Visualizzati di recente sebagai Pusat atau serangkaian prose dari perkembangan manusia dengan tujuan untuk memeriksa apakah identifikasi sebagai prose Pusat Dalam pembelajaran untuk Anak-Anak dan remaja, atau ada Suatu kemungkinan identifikasi sebagai Sebuah pengaturan fungsi Sosio - psikologis dasar yang Jelas membedakan Pendidikan anak-remaja dengan orang Pendidikan dewasa. Seorang Anak memulai kehidupannya sebagai organismo yang bergantung Penuh, dan Selama tahun Pertama kehidupannya sangat bergantung pada perawatan yang diberikan Oleh lainnya individu. Kondisi ini Tidak diketahui olehnya sampai pada prose percettiva dan berkembang hingga mampu merasakan perbedaan Antara dirinya dengan orang yang memenuhi kebutuhannya. Akibat dari adanya perkembangan, Muncul perbedaan Yang memaksa Anak pada sikap baru yang adaptif, kemudian tahap selanjutnya Anak-Anak Melihat orang yang dewasa merawatnya sebagai seseotang yang berkuasa Karena dia memerintah Tidak Hanya tentang APA yang Baik, Namun Juga apa yang penting Bagi dirinya. Sejak seorang Anak menemukan bahwa dirinya Tidak Selalu Bisa mengendalikan APA yang disediakan, Maka akan Lebih aman jika dirinya yang menjadi penyedia. Dengan menjadi penyedia, ia akan mampu mengendalikan APA yang baik dan penting dirinya untuk. Berkembang dari rasa ketidakpuasan sebagai penyedia merupakan kondisi Awal Dari sosialisasi. Hubungan Sosial Awal Anak terhadap siapapun merupakan objek yang dicintainya. Identifikasi ini dimulai dari prose inkorporasi. Dengan intelektual Dan percettiva yang berkembang, ia memperhatikan dikenalinya dan Mulai mengenali objek yang. Perhatian yang terarah pada objek yang dicintainya memungkinkan ia memulai identifikasi melalui aksi introjeksi. Introjeksi Adalah menyerap kedalam ego karakteristik dari orang yang rimasto mempunyai hubungan emosional yang Kuat untuk mengamankan seseorang dari ketidaktahuan dan Bahaya. Selama prose ini seorang Anak Belajar mengerti dunia. Fenichel Dalam Boyd (1966) mendeskripsikan prose yang diikuti Materi. Mula-Mula, anak sebenarnya mempunyai keinginan untuk melakukan hal yang sama dengan yang dilakukan Oleh tuanya orang. Tujuannya Adalah Sebuah identifikasi dengan orang kegiatan tua, Bukan larangan Tua orang. Berikut dibawah ini akan dipaparkan Formula perkembangan Anak Jalannya materi subjek Tidak Secara langsung, Namun Selalu melalui orang Tua atau penggantinya. Pada Saat Anak masuk Sekolah, IA Mulai mengembangkan kepentiganya super-io, sehingga formula tersebut Tidak berubah Secara mendasar. Apa yang ditambahkan Adalah strukturisasi yang Lebih terarah dan hubungan terarah tersebut disadari sebagai Performa yang Benar dari aktivitas yang standar. Seorang Anak Segera Belajar bahwa ia Tidak Bisa bersandar pada penghargaan sebelumnya dan pada Saat yang bersamaan menikmati pengakuan atau cinta Dari guru. Perhatian cantato Anak Secara timbal balik dari guru Adalah Suatu kepentingan Dalam Lingkungan Pendidikan bahwa formula yang ditampilkan Di STINGER air-air PerlU dimodifikasi dengan hubungan Dinamis yang. umpan-balik pada penanganannya Anak dari aktivitas dan standar seperti perasa Oleh guru Subjek materi yang bervariasi Perlakuan yang sesuai Standar dan aktifitas guru Dalam Pendidikan, Lingkungan anak dan guru Tidak Bisa netral atau tangensial terhadap pembelajaran. Guru menjalankan posisi transaksional Dalam banyak cara yang khusus dan berhubungan kehidupan yang Secara parallelo Antara anak dan dan orang Tua kebebasannya untuk tumbuh. Pada FASE pubertas, pegangan Hidup seorang Anak Muncul, kedekatan Super-io, l'ego-ideale menjadi diluar proporsi dan terlalu dilebih-lebihkan Tidak seperti kehidupan yang nyata. Pemisahan dari super-ego dan pengetahuan tentang kenyataan yang tumbuh membuat Io ideale Lebih nyata dan Anak memasuki masa remaja. Io ideale modello menjadi Bagi remaja. Perkembangan Io ideale dan penggunanaan modello Adalah tahap Akhir Dari identifikasi. Kedekatan dari figura seorang yang berkuasa Tidak Lagi dibutuhkan. Prose pembelajaran remaja Telah mengembangkan mekanisme ego adaptif seperlunya bahwa dia Telah mencapai tahap mampu mendalami dan menjaga Sebuah Gambaran dari modello yang dipilih. Dia mampu untuk membandingkan sikapnya sendiri terhadap APA yang dia terima menjadi atau akan menjadi sikap Dari modelnya. Modello Menginginkan remaja untuk bermain dengan ide dan Nilai. sangat Modello membantu seseorang muda untuk mengetahui diri mereka sendiri sebagai APA dan bagaimana mereka menjadi seseorang. Erikson Dalam Boyd (1966) menyebut tahap ini sebagai Sebuah Krisis Antara Identitas ego dan kebingungan Peran Serta pemecahan masalah dari Krisis ini sangat Sulit untuk kebanyakan remaja orang. Tahap Akhir dari perkembangan remaja Adalah modello Harus tetap diberikan. Wanita atau Pria Harus berdiri sendiri dan menghadapi dunia dengan Identitas individuale Masing-Masing. Pada tahap ini diharapkan bahwa remaja dewasa Tahu, menegaskan, mengikuti serangkaian standar yang dia Miliki dan Telah dikembnagkan fungsi dan kapasitas Sebuah kemampuan untuk menjalankan adaptasi kepintaran. Hal ini menunjukkan penanganan langsung dari materi subjek dan perbedaan Antara Pendidikan Anak dan dewasa. Pada Pendidikan anak-remaja orang ketiga dibutuhkan Dalam pembelajaran. Prose identifikasi yang mengarah pada sosialisasi yang individuale berkembang dan Telah memenuhi tujuan mereka pada Saat Lingkungan orang dewasa masuk. Pelajar dewasa Tidak seperti Anak dan remaja, dia dapat mendekati materi subjek Secara langsung Dalam Sebuah pengaturan Peran yang menekan Antara Pelajar dan materi subjek. Orang dewasa Tahu standard di un sendiri harapannya, dia Tidak Perlu Lagi diberitahu, atau Tidak butuh hadiah dari yang berkuasa. Ekspresi yang Umum 8220 dia menikmati Belajar untuk dirinya sendiri8221. Hal ini memiliki kualitas mistik yang baik dan menjelaskan bahwa manusia memiliki sesuatu. Kemungkinan kegagalannya terletak pada diri manusia yang meniadakan motivasi. Pelajar dewasa Tidak memuaskan orang rimasto, Namun dirinya sendiri dan memiliki signifikansi Sosial yang Besar. Materi subjek Tidak membedakan Tingkat keberagaman Pendidikan dan ditentukan Oleh bagaiman pendekatan Siswa dewasa dan instruktur Dalam pembelajaran. Formula yang disarankan pada kondisi ini yang dapat membuat kedinamisan orang dewasa Belajar Adalah. Guru Tidak bekerja diantara Pelajar dan Materi subjek, tugas dasar guru Adalah untuk menolong orang dewasa mencapai tujuan pembelajaran yang ditentukan Dalam materi struktur. Tujuan pembelajaran dapat sempit ataupun terlalu besar Serta diskusi Harus berdasarkan pendapat Logis dan Tidak Dalam kekuasaan, cinta, atau ketakutan. Orang dewasa langsung menuju subjek materi dan tidak melalui prose identifikasi. Instrktur umorismo menggunakan, bercanda dengan Siswa mereka merupakan Teknik manipulatif. unruk mendapatkan Kesan Siswa agar dia godere. Siswa yang berada pada kondisi pembelajaran seperti ini memerlukan dukungan dan struktur yang disediakan Oleh instruktur. Perbedaan antara konsep andragogi dan pedagogi Adalah bahwa konsep andragogi berkaitan dengan prose pencarian dan penemuan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan manusia untuk Hidup, sedangkan konsep pedagogi berkaitan dengan prose mewariskan kebudayaan yang dimiliki Generasi yang Lalu kepada Generasi sekarang. D. Redefinisi Pendidikan Kenyataan menunjukkan bahwa dunia hari ini Telah memperlihatkan masalah Dalam Suatu prose pembelajaran yang menuntut penafsiran kita terhadap Pendidikan Harus berubah Secara Radikal. Walaupun sistem Pendidikan pada dasarnya Tidak berubah, Namun Kita Tidak Lagi Secara Utama berhubungan dengan transmisi verticale. Sitem Pendidikan Inilah yang berkembang Secara stabil dan lambat Laun brubah Budaya. Sistem Pendidikan yang mengedepankan transmisi vertikal pengetahuan Tidak Lagi memadai Dalam pencapaian tujuan Pendidikan didunia yang Penuh dengan perubahan. Apa yang dibutuhkan dan APA yang Telah dilaksanakan merupakan dimensi dari giaciuto Proses Pendidikan. Transmisi laterale pada setiap setiap Anggota Masyarakat sangat masuk akal dan tidak imajinatif Dalam memperkirakan Krisis yang terjadi pada saat sekarang ini. Perubahan menjadi Semakin Cepat, sehingga Tidak Bisa ditinggalkan pada Generasi selanjutnya. Orang dewasa Harus Terus-menerus ambil bagian, menyesuaikan menggunakan dan membuat Inovasi Dalam Arus kondisi dan penemuan baru yang tetap, Umur guru Tidak Lagi mempunyai sangkut PAUT atau singkatnya Anak-Anak Telah Belajar menjalankan televisi, dan Elektronik lainnya Serta peralatan Baru yang otomatis melebihi apa yang seniornya usahakan. Hal in yang disebut transmisi pengetahuan Dari laterale. Untuk memfasilitasi transmisi pengetahuan laterale, Kita Perlu mengetahui apa itu Pendidikan fondo dan apa itu Pendidikan skunder. Pendidikan Primer dapat diartikan sebagai tahap Pendidikan, dimana semua anak diajari APA yang Perlu mereka Tahu dengan tujuan akan menjadi manusia yang sepenuhnya didunia dimana mereka tumbuh, termasuk keahlian dasar membaca dan menulis Serta pengetahuan dasar Akan Angka, uang, Geografia, Transportasi, dan komunikasi, hukum Dan Negara di dunia. Sedangkan Pendidikan sekunder dapat dartikan sebagai Pendidikan yang didasari oeleh Pendidikan fondo, dan apa Yang didapat atau tambahan pada Saat apapun Selama kehidupan. Pada sistem Pendidikan seperti ini, Kita dapat memberikan Pendidikan fondo dan perlindungan pada Anak sebaik pengawasan perlindungan dan Bagi sensibile remaja. Kita dapat Kembali pada dasarnya Secara potensial setiap manusia Belajar pada Tingkat apapun. Hak untuk mendapatkan Pendidikan sekunder Kapan dimana individu ini gunkan Harus termasuk Tidak Hanya akses pada tipe konvensional yang ada Namun Juga hak akses pada tipe Pelatihan Kerja yang Belum atau Sedang dikembangkan (Jenis Kerja Magang dan juga Kerja tim yang Baik). Dalam pemikiran mengenai sistem Pendidikan yang efektif, Kita Harus menyadari bahwa kebutuhan dan hak bekerja remaja sebesar kebutuhan pentingnya dan hak untuk Belajar. Kita Juga Harus menyadari bahwa kebutuhan orang dan dewasa hak untuk mempertahankan pekerjaan yang sama hingga enampuluh lima tahun. Kita Bisa melakukannya dengan membuat Sebuah sistem Pendidikan dimana semua individu akan diyakinkan Pendidikan sekunder yang Lebih Tinggi yang mereka mau dan gunakan setiap Selam hidupnya. E. Pendidikan Dan Kehidupan Belajar Adalah termine chiave (istilah kunci) Yang palizzata vitale Dalam setiap Usaha Pendidikan. Sehingga Tanpa Belajar sesungguhnya Tidak akan pernah ada Pendidikan. Sebagai Suatu prose Belajar ostacolare Selalu mendapat Tempat yang Luas Dalam berbagai Disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan, misalnya psikologi Pendidikan dan psikologi Belajar. Belajar Juga memaikan Peran penting Dalam mempertahankan kehidupan sekelompok UMAT manusia (Bangsa) ditengah persaingan Yang Semakin ketat diantara Bangsa-Bangsa lainnya yang Lebih dahulu maju Karena Belajar. Karena demikian pentingnya arti Belajar, Maka bagian terbesar upaya RISET dan eksperimen psikologi belajarpun diarahkan pada tercapainya pemahaman yang Lebih Luas dan mendalam mengenai prose perubahan manusia. Prinsip yang kita harapkan dapat kita Bangun Adalah hal yang palizzata penting Dalam hal ini Yakin kenaikan permintaan berbagai macam Akan fasilitas Pendidikan, Yang Secara Kasar dianggap Bukan Sekolah kejujuran, TAPI dikembangkan menjadi Luas Satu atau di Più dari karasteristik dengan tujuan kehidupan atau untuk kepuasan dan keinginan yang beralasan. Pertama, Pendidikan dipahami sebagai persiapan untuk kehidupan, dan mengunci Proses pembelajaran yang Sangat kompleks bagaikan Lingkaran Setan, Dalam arti remaja dididik Dalam pemikiran orang dewasa, dan diajari berfikir sebagai prose yang berakhir Saat kehidupan yang sebenarnya Baru dimulai. Pendidikan Adalah kehidupan yang Tidak Selalu diartikan sebagai persiapan akan sesuatu yang terjadi Dimasa Depan. Seluruh kehidupan Adalah Pendidikan, Oleh Karena itu Pendidikan Tidak memiliki Batas Akhir. Hal ini disebut sebagai Pendidikan orang yang dewasa Bukan Karena berhubungan dengan orang dewasa, Namun Karena Lingkungan dewasa orang. Kedua, pada keadaan Dunia yang menuntut spesialisasi, setiap orang butuh Belajar akan pekerjaannya dan Jenis Pendidikan manapun dapat membantu Pekerja untuk Melihat Pendidikan yang Lebih Tinggi. Ketiga, pendekatan pada Pendidikan orang dewasa akan melalui situasi atau Bukan subjek. Setiap orang dewasa menempatkan dirinya pada situasi spesifik yang berhubungan dengan pekerjaan dan kehidupan keluarganya yang digunakan sebagai penyesuaian. Keempat, Sumber dari Nilai yang Tinggi pada Pendidikan orang dewasa Adalah pengalaman bekerja. Jika Pendidikan Adalah kehidupan, Maka kehidupan juga Adalah Pendidikan. Oleh Karena itu semua Pendidikan akan tetap berjalan dan berfikir Bersama. Kehidupan menjadi rasional, berarti Belajar mengenai sesuatu yang kita lakukan. Jika kita Hidup Secara pantas, kita akan menemukan bahwa pengalaman kita bertambah seiring dengan bertambahnya Umur. Metode pengajaran yang berjalan dari asumsi ini Perlu dikonotasi bahwa semua nilai dan arti dapat diterapkan pada setiap orang yang selanjutnya menilai diri sendiri Dalam penggunaan metode Dalam pengajaran. Disamping itu kita menilai bahwa Secara Alami manusia beragam dan arti kehidupan tergantung pada setiap individu. Jika kepribadian seseorang berjalan kearah generalisasi, kebanyakan orang menemukan arti kehidupan. Oleh Karena itu diperlukan Suatu penuntun fragmatis yang dapat mengartikan posisi Diman berjuang orang, tujuan Yang mereka Atur untuk dirinya, keinginan mereka, kebutuhan, Hasrat dan Harapan. Boyd, Robert D. 1966. Una definizione Psicologico di educazione degli adulti. University of Wisconsin Depdikbud R. I. 1989. Kamus Besar indonesiano. Jakarta: Balai Pustaka Fatma. 2005. Perbedaan Mengajar untuk Dewasa dan Anak-Anak. yvettenmt. multiplyjournalitem1 8 Ott 2009 Knowles, Malcom. 1973. Il discente adulto. Una specie Negleted. Gulf Publishing Company Divisione Libri. Houston Soenarmo, JH. 2009. Materi Kuliah Psikologi Belajar Mengajar. Sindaco PPN. SPS-IPB. BogorMengalami prose pertumbuhan sebagai Pribadi yang dewasa yang memiliki karakter yang kokoh dengan pola pikir yang komprehensif Dalam Segala Aspek 1. Memahami arti berpikir Kritis, Kreatif dan komprehensif 2. Memahami pentingnya berpikir Kritis, Kreatif dan komprehensif 3. Mengetahui cara-cara mengembangkan Diri Dalam berpikir Kritis, Kreatif dan komprehensif Bab terdahulu Siswa Telah Belajar mengenal berbagai pola Pandang dunia yang ada Saat ini. Untuk mengetahui mana pola Pandang yang Benar Dalam Artian sesuai dengan Tolok ukur Alkitab, Maka Siswa Perlu mengembangkan pola berpikir Kritis, Kreatif dan komprehensif. Dengan demikian, diharapkan Siswa Tidak Mudah tergerus Oleh Arus Jaman, sebaliknya mampu bersikap seperti Daniel, Yusuf, Yesus dll. Berpikir Adalah kemampuan meletakkan hubungan Antara pengetahuan bagian-bagian. Dalam Belajar, orang dihadapkan pada Suatu masalah yang Harus dipecahkan. Masalah Harus dipecahkan melalui Operasi mentale, khususnya menggunakan konsep dan Kaidah Serta metode-metode tertentu. Belajar berpikir sangat diperlukan Selama Belajar di Sekolah atau di perguruan Tinggi. Macam Taraf berfikir yaitu. Taraf berpikir pengetahuan (Belajar reseptifmenerima), komprehensif Berpikir Dalam konsep Belajar pengertian), aplikasi (berpikir menerapkan), Analisis dan sistesis (berpikir menguraikan Dan menggabungkan), evaluasi (berpikir Kreatif atau memecahkan masalah). Memahami arti berpikir Kritis, Kreatif dan komprehensif Berpikir KRITIS Adalah prose mentale untuk menganalisis atau mengevaluasi Informasi. Informasi tersebut dapat didapatkan dari Hasil pengamatan, pengalaman, Sehat Akal atau komunikasi. Berpikir KRITIS mencakup ketrampilan menafsirkan dan menilai pengamatan, Informasi, dan argumentasi. Berpikir KRITIS meliputi pemikiran dan penggunaan Alasan yang Logis, mencakup ketrampilan membandingkan, mengklasifikasi, pengurutan melakukan (sekuensi), menghubung-kan sebab dan akibat, pola mendeskripsikan, membuat analogi, menyusun rangkaian, memberi Alasan Secara deduktif dan induktif, peramalan, perencanaan, perumusan hipótesis, dan penyam-PAIAN Kritik. Berpikir kritis mencakup penentuan tentang makna dan kepentingan dari apa yang dilihat atau dinyatakan, penilaian argumen, pertimbangan apakah kesimpulan ditarik berda-sarkan bukti-bukti pendukung yang memadai. Berpikir kritis tidak sama dengan berdebat atau mengkritisi orang lain. Kata kritis terhadap suatu argumen tidak identik dengan ketidaksetujuan terhadap suatu argumen atau pandangan orang lain. Penilaian kritis bisa saja dilakukan terhadap suatu argumen yang bagus, sebab pemikiran kritis bersifat netral dan tidak emosional. Tentunya berpikir kritis tidak menjamin seseorang akan mencapai kesimpulan yang tepat. Hal-hal yang menghalanginya antara lain: 1. tidak memiliki seluruh informasi yang relevan. Informasi yang penting mungkin belum ditemukan atau informasi tersebut mungkin tidak akan dapat ditemukan. 2. pemihakan (bias) dari seseorang dapat saja menghalangi pengumpulan dan penilaian informasi secara efektif. Mengatasi Pemihakan (Bias) Untuk mengurangi pemihakan, beberapa cara harus dilakukan jika seseorang ingin berpikir kritis. Jangan tanyakan Bagaimana hal ini bertentangan dengan pendapat saya, tapi tanyakanlah Apa artinya ini 1) Jangan lakukan penilaian terlalu dini pada tahap pengumpulan informasi 2) Anda harus sadar terhadap kekurangan anda sendiri dan orang lain dengan cara: a) menerima bahwa setiap orang memiliki pemihakan di bawah sadar (pemihakan secara refleks) b) bersikap tanpa ego c) jangan terlebih dahulu mempunyai pendapat awal d) sadar bahwa setiap orang memiliki kelemahan masing-masing 3) Gunakan metoda sokrates untuk mengevaluasi sebuah argumen dengan menanyakan pertanyaan terbuka. Sebagai contoh adalah: a) Apa yang anda maksud dengan b) Bagaimana anda dapat berkesimpulan begitu c) Mengapa anda berpendapat bahwa itu adalah benar d) Dimana anda mendapatkan informasi tersebut e) Apa yang terjadi jika anda ternyata salah f) Dapatkah anda memberikan dua buah sumber yang tidak setuju dengan anda dan jelaskan mengapa g) Mengapa hal ini penting h) Bagaimana saya dapat mengetahui bahwa anda mengatakan yang sebenarnya i) Apa penjelasan alternatif dari fenomena ini Janganlah membuat asumsi secara berlebihan, dengan kata lain: jangan memperumit masalah anda. Berpikir kritis adalah sebuah proses yang tidak akan selesai. Seseorang dapat mencapai sebuah kesimpulan tentatif berdasarkan evaluasi dari informasi yang ada. Tetapi, jika ada informasi baru yang ditemukan maka proses evaluasi harus dijalankan kembali. Pendidikan di Indonesia tidak mengedepankan faktor berpikir kritis ini, padahal ini adalah sesuatu yang sangat penting. Pendidikan ini jauh lebih penting daripada sekadar membandingkan kapasitas otak atau kemampuan menghafal dari siswa-siswi sekolah. Seorang yang berpikir kritis akan mengkaji ulang apakah keyakinan dan pengetahuan yang dimiliki atau dikemukakan orang lain logis atau tidak. Demikian juga seorang yang berpikir kritis tidak akan menelan begitu saja kesimpulan-kesimpulan atau hipotesis yang dikemukakan dirinya sendiri atau orang lain. Seorang pemikir kritis memiliki sejumlah karakteristik sebagai berikut: 1. Mengemukakan pertanyaan-pertanyaan dan masalah penting, merumuskannya dengan jelas dan teliti 2. Memunculkan ide-ide baru yang berguna dan relevan untuk melakukan tugas. Pemikiran kritis memiliki peran penting untuk menilai manfaat ide-ide baru, memilih ide-ide yang terbaik, atau memodifikasi ide-ide jika perlu 3. Mengumpulkan dan menilai informasi-informasi yang relevan, dengan menggunakan gagasan abstrak untuk menafsirkannya dengan efektif 4. Menarik kesimpulan dan solusi dengan alasan yang kuat, bukti yang kuat, dan mengujinya dengan menggunakan kriteria dan standar yang relevan 5. Berpikir terbuka dengan menggunakan berbagai alternatif sistem pemikiran, sembari mengenali, menilai, dan mencari hubungan-hubungan antara semua asumsi, implikasi, akibat-akibat praktis 6. Mampu mengatasi kebingungan, mampu membedakan antara fakta, teori, opini, dan keyakinan 7. Mengkomunikasikan dengan efektif kepada orang lain dalam upaya menemukan solusi atas masalah-masalah kompleks, tanpa terpengaruh oleh pemikiran orang lain tentang topik yang bersangkutan 8. Jujur terhadap diri sendiri, menolak manipulasi, memegang kredibilitas dan integritas ilmiah, dan secara intelektual independen, imparsial, netral Mengembangkan sifat berpikir kritis Salah satu cara yang penting untuk mengembangkan sifat-sifat berpikir kritis adalah mempelajari seni untuk menunda penarikan kesimpulan argumen. Caranya adalah menerapkan orientasi persepsi ketimbang menarik kesimpulan final terlalu dini. Sebagai contoh, ketika membaca sebuah novel, menonton film, mengikuti diskusi atau dialog, hindari kecenderungan untuk menghakimi atau menarik kesimpulan tetap. Untuk melatih berpikir kritis, seorang perlu menyadari dan menghindari adanya kecenderungan untuk melakukan kesalahan-kesalahan yang menyebabkan orang tidak berpikir kritis, antara lain sebagai berikut: 1. Dalam suatu argumen terlalu mengeneralisasi posisi atau keadaan. Sebagai contoh, dalam suatu argumen terdapat kecenderungan untuk mengira semua orang tahu, padahal tidak setiap orang tahu. Demikian juga mengira semua orang tidak tahu, padahal ada orang yang tahu. Pemikir kritis berhati-hati dalam menggunakan kata semua, atau setiap. Lebih aman menggunakan kata sebagian besar, atau beberapa. 2. Menyangka bahwa setiap orang memiliki bias (keberpihakan) di bawah sadar, lalu mempertanyakan pemikiran refleksif yang dilakukan orang lain. Pemikir kritis harus bersedia untuk menerima kebenaran rgument orang lain. Perdebatan tentang rgument bisa saja menarik, tetapi tidak selalu berarti bahwa rgument sendiri benar. 3. Mengadopsi pendapat yang ego-sensitif. Nilai-nilai, emosi, keinginan, dan pengalaman seorang mempengaruhi keyakinan dan kemampuan orang untuk memiliki pemikiran yang terbuka. Pemikir kritis harus menying-kirkan kesalahan ini dan mempertimbangkan untuk menerima informasi dari luar 4. Mengingat kembali keyakinan lama yang dipercaya dengan kuat tetapi sekarang dittolak 5. Kecenderungan untuk berpikir kelompok, suatu keadaan di mana keyakinan seorang dibentuk oleh pemikiran orang-orang diseki-tarnya ketimbang apa yang ia sendiri alami atau saksikan Definisi kreativitas tergantung pada segi penekanannya, kreativitas dapat didefinisikan kedalam empat jenis dimensi sebagai Four Ps Creativity, yaitu dimensi Person, Proses, Press dan Product sebagai berikut : 1. Definisi kreativitas yang berfokus pada segi pribadi. Definisi pada dimensi person adalah upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada individu atau person dari individu yang dapat disebut kreatif. Guilford, 1950 dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001, menerangkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan atau kecakapan yang ada dalam diri seseorang, hal ini erat kaitannya dengan bakat. Sedangkan Hulbeck, 1945 dikutip Utami Munandar, 1999, menerangkan bahwa tindakan kreatif muncul dari keunikan keseluruhan kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya. 2. Kreativitas dalam dimensi Process Definisi pada dimensi proses upaya mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada proses berpikir sehingga memunculkan ide-ide unik atau kreatif. Utami Munandar menerangkan bahwa kreativitas adalah sebuah proses atau kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibititas), dan orisinalitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci), suatu gagasan. Pada definisi ini lebih menekankan pada aspek proses perubahan (inovasi dan variasi). Wallas (1976) dalam Reni Akbar-Hawadi dkk, 2001 mengemukakan empat tahap dalam proses kreatif yaitu : Tahap Persiapan adalah tahap pengumpulan informasi atau data sebagai bahan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini terjadi percobaan-percobaan atas dasar berbagai pemikiran kemungkinan pemecahan masalah yang dialami. Inkubasi adalah tahap dieraminya proses pemecahan masalah dalam alam prasadar. Tahap ini berlangsung dalan waktu yang tidak menentu, bisa lama (berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun), dan bisa juga hanya sebentar (hanya beberapa jam, menit bahkan detik). Dalam tahap ini ada kemungkinan terjadi proses pelupaan terhadap konteksnya, dan akan teringat kembali pada akhir tahap pengeraman dan munculnya tahap berikutnya. Tahap Iluminasi adalah tahap munculnya inspirasi atau gagasan-gagasan untuk memecahkan masalah. Dalam tahap ini muncul bentuk-bentuk cetusan spontan, seperti dilukiskan oleh Kohler dengan kata-kata now, I see itu yang kurang lebihnya berarti oh ya. Tahap Verifikasi adalah tahap munculnya aktivitas evaluasi tarhadap gagasan secara kritis, yang sudah mulai dicocokkan dengan keadaan nyata atau kondisi realita. Dari dua pendapat ahli diatas memandang kreativitas sebagai sebuah proses yang terjadi didalam otak manusia dalam menemukan dan mengembangkan sebuah gagasan baru yang lebih inovatif dan variatif (divergensi berpikir). 3. Definisi Kreativitas dalam dimensi Press menekankan faktor press atau dorongan, baik dorongan internal diri sendiri berupa keinginan dan hasrat untuk mencipta atau bersibuk diri secara kreatif, maupun dorongan eksternal dari lingkungan sosial dan psikologis. Definisi Simpson (1982) dalam S. C. U. Munandar 1999, merujuk pada aspek dorongan internal dengan rumusannya sebagai berikut : Mengenai press dari lingkungan, ada lingkungan yang menghargai imajinasi dan fantasi, dan menekankan kreativitas serta inovasi. Kreativitas juga kurang berkembang dalam kebudayaan yang terlalu menekankan tradisi, dan kurang terbukanya terhadap perubahan atau perkembangan baru. 4. Definisi Kreativitas dalam dimensi Product mendefinisikan kreativitas yang berfokus pada produk atau apa yang dihasilkan oleh individu baik sesuatu yang baruoriginal atau sebuah elaborasipenggabungan yang inovatif. Definisi yang berfokus pada produk kreatif menekankan pada orisinalitas, seperti yang dikemukakan oleh Baron (1969) yang menyatakan bahwa kreatifitas adalah kemampuan untuk menghasilkanmenciptakan sesuatu yang baru. Begitu pula menurut Haefele (1962) dalam Munandar, 1999 yang menyatakan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Dari dua definisi ini maka kreatifitas tidak hanya membuat sesuatu yang baru tetapi mungkin saja kombinasi dari sesuatu yang sudah ada sebelumnya. Dari berbagai pengertian yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjelaskan makna dari kreativitas yang dikaji dari empat dimensi yang memberikan definisi saling melengkapi. Untuk itu kita dapat membuat berbagai kesimpulan mengenai definisi tentang kreativitas dengan acuan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli. Dari beberapa uraian mengenai definisi kreativitas yang dikemukakan diatas peneliti menyimpulkan bahwa : Kreativitas adalah proses konstruksi ide yang orisinil (asli), bermanfaat, variatif (bernilai seni) dan inovatif (berbedalebih baik). Berpikir komprehensif berlawanan dengan berpikir parsial. Berpikir komprehensif adalah berpikir secara menyeluruh, mempertimbangkan berbagai aspek dan dari berbagai sudut pandang. Gio adalah seorang anak remaja, bersekolah di SMU Citra Unggul. Cukup beruntung ia bisa menikmati pendidikan di sekolah tersebut. Orang tua Gio mau berjerih payah bekerja untuk biaya pendidikannya. Tetapi, seperti banyak remaja masa kini, Gio mengalami masalah keengganan dalam belajar. Ia hanya belajar jika besok ada ulangan. Itupun karena ada teman yang mengingatkannya. Aktifitas sehari-hari yang ia lakukan setelah pulang sekolah adalah duduk berjam-jam di depan komputer bermain game online, facebook, twitter, chatting, atau pergi bersama dengan teman-temannya. Asyik dengan dunianya sendiri, Gio sering tidur larut malam, sehingga di sekolah ia sering mengantuk. Orang tua dan guru sudah sering mengingatkan dan memberikan teguran, tetapi ia merasa bahwa selama ini ia sudah melakukan hal yang benar. Bagaimana pendapatmu tentang Gio Menurutmu, dengan cara hidup yang demikian, apakah ia akan berhasil di masa mendatang Apa saja untung rugi yang dialaminya Siapa saja yang diuntungkan dan dirugikan oleh kebiasaan hidupnya Dari studi kasus ini, apa yang kamu dapatkan mengenai cara berpikir komprehensif Studi kasus ini hanya merupakan salah satu contoh kasus kehidupan yang sering kamu hadapi, masih banyak kasus-kasus lain yang mungkin bermunculan dalam kehidupanmu. Berpikir kreatif, kritis dan komprehensif bukan sesuatu yang bersifat instant, tetapi memerlukan latihan. Mulailah belajar berpikir secara demikian ketika kamu menghadapi suatu masalah, agar kamu bertumbuh menjadi manusia yang semakin dewasa dalam pola pikir. Berikut ini adalah contoh beberapa tokoh Alkitab dalam menghadapi permasalahan mereka. Tinjaulah cara berpikir mereka 1. Hawa ketika bertemu dengan ular (Kej 3: 1-6) . 2. Dua belas pengintai (Bil 13:17-20, 27-31)

Comments